Kelompok Tani Kompitu Hijau, Sejarah dan Kiprahnya

Pagi begitu cerah, dengan sinar mentari yang melimpah. Anggota kelompok tani Kompitu Hijau bersiap menyambut dewan juri lomba Pekarangan Lestari. Dengan seragam warna hijau hitam mereka berkumpul di depan kebun Kompitu, yang berlokasi di Asrama Kompi Kotabaru, Jl. Atmosukarto No. 9 Kotabaru, Gondokusuman, Yogyakarta.

Lomba Pekarangan Lestari ini diadakan oleh Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Daerah Istimewa Yogyakarta, dengan dewan juri yang terdiri dari kalangan akademisi. Hadir pula dalam acara ini Mantri Pamong Praja Kemantren Gondokusuman, Guritno, A.P. dan Lurah Kotabaru, Urai Herman, S.STP., M.Ec.Dev.

Sukesi, ketua kelompok tani Kompitu Hijau menceritakan bahwa kebun Kompitu Hijau terbentuk sejak tahun 2020 pada masa pandemi Covid-19. Berangkat dari keprihatinan Lurah Kotabaru saat itu, Supardi, S.H., pada kondisi warga yang seakan menganggur akibat pandemi, maka dibentuklah kelompok tani. Lahan yang semula berupa tempat sampah dan penuh dengan rumput liar serta sisa material bangunan, dibersihkan warga secara gotong royong. Pada awal berdirinya, kelompok tani Kompitu Hijau memperoleh 3 krat bibit tanaman sayur berupa bibit bayam, terong, dan selada. Penanaman pertama dimulai pada tanggal 17 Agustus 2020.

Setelah dilakukan penanaman bibit sayuran, muncul masalah baru. Ternak ayam ikut bekerja sama mengerubuti tanaman yang baru ditanam. Akhirnya setelah bermusyawarah, warga memutuskan untuk mengumpulkan sumbangan dari setiap rumah di asrama kompi. Dari uang yang terkumpul, dibuatlah pagar bambu di sekeliling kebun. Seiring berjalannya waktu, dilakukan penataan kebun sehingga menjadi wujud seperti sekarang.

Kebun Kompitu Hijau telah bertransformasi, dari yang semula hanya seonggok lahan yang dilupakan, menjadi sebuah kebun yang elok. Kebun Kompitu Hijau telah sering mendapat kunjungan dari warga daerah lain, program studi mahasiswa, program pemberdayaan dari perguruan tinggi dan instansi-instansi terkait pertanian dan perikanan.

Untuk pemeliharaan kebun dikerjakan secara gotong royong oleh seluruh anggota. Anggota kelompok tani dibagi ke dalam tujuh kelompok piket, yang bertugas mengontrol bak air, membersihkan kutu, menyiram tanaman, dan membersihkan kebun. Sinergi antara anggota kelompok tani dan Petugas Penyuluh Lapangan menumbuhkan ikatan kebersamaan yang kuat. Hal ini turut mendorong perkembangan kebun menjadi lebih baik dan semakin maju.